13 Januari 2014

Hanya Ambisi Di Kepala | engkau puisiku

memang jika dicermati, lamat-lamat suara hujan yang berbentur genteng dan seng akan membaur hilang,
selintas aku berhenti, lalu berhutang tanya di kepala..
mau sampai kapan aku diam disini? sementara yang lain mulai membuka buku, membaca sekenanya, berharap hasil puas di akhir ujian nanti. sedangkan aku?

yaa beginilah nasib orang yang hanya berambisi kuat di kepala, ia hanya punya rencana dan prospek bagus dan cemerlang yang amat bergairah, tapi amat kaku, diam, dingin, dan layu ketika praktek...
nasib...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar